Senin, 16 Juni 2008

Sejarah Onthel


Sejarah Onthel kang

Post by :Fauzy Husain 313





Sejarah sepeda Onthel bermula di Eropa. Sekitar tahun 1790, sebuah sepeda pertama berhasil dibangun di Inggris. Cikal bakal sepeda ini diberi nama Hobby Horses dan Celeriferes. Keduanya belum punya mekanisme sepeda zaman sekarang, batang kemudi dan sistem pedal. Yang ada hanya dua roda pada sebuah rangka kayu. Bisa dibayangkan, betapa canggung dan besar tampilan kedua sepeda tadi. Meski begitu, mereka cukup menolong orang-orang – pada masa itu – untuk berjalan. Penemuan fenomenal dalam kisah masa lalu sepeda tercipta berkat Baron Karl Von Drais. Von Drais yang tercatat sebagai mahasiswa matematik dan mekanik di Heidelberg, Jerman berhasil melakukan terobosan penting, yang ternyata merupakan peletak dasar perkembangan sepeda selanjutnya.Oleh Von Drais, Hobby Horse dimodifikasi hingga mempunyai mekanisme kemudi pada bagian roda depan. Dengan mengambil tenaga gerak dari kedua kaki, Von Drais mampu meluncur lebih cepat saat berkeliling kebun. Ia sendiri menyebut kendaraan ini dengan nama, Draisienne. Beritanya sendiri dimuat di koran lokal Jerman pada 1817.Proses penciptaan selanjutnya dilakukan Kirkpatrick Macmillan. Pada tahun 1839, ia menambahkan batang penggerak yang menghubungkan antara roda belakang dengan ban depan Draisienne. Untuk menjalankannya, tinggal mengayuh pedal yang ada. James Starley mulai membangun sepeda di Inggris di tahun 1870. Ia memproduksi sepeda dengan roda depan yang sangat besar (high wheel bicycle) sedang roda belakangnya sangat kecil. Sepeda jenis ini sangat populer di seluruh Eropa. Sebab Starley berhasil membuat terobosan dengan mencipta roda berjari-jari dan metode cross-tangent. Sampai kini, kedua teknologi itu masih terus dipakai. Buntutnya, sepeda menjadi lebih ringan untuk dikayuh.Sayangnya, sepeda dengan roda yang besar itu memiliki banyak kekurangan. Ini menjadi dilema bagi orang-orang yang berperawakan mungil dan wanita. Karena posisi pedal dan jok yang cukup tinggi, mereka mengeluhkan kesulitan untuk mengendarainya. Sampai akhirnya, keponakan James Starley, John Kemp Starley menemukan solusinya. Ia menciptakan sepeda yang lebih aman untuk dikendarai oleh siapa saja pada 1886. Sepeda ini sudah punya rantai untuk menggerakkan roda belakang dan ukuran kedua rodanya sama. Namun penemuan tak kalah penting dilakukan John Boyd Dunlop pada 1888. Dunlop berhasil menemukan teknologi ban sepeda yang bisa diisi dengan angin (pneumatic tire). Dari sinilah, awal kemajuan sepeda yang pesat. Beragam bentuk sepeda berhasil diciptakan. Seperti diketahui kemudian, sepeda menjadi kendaraan yang mengasyikkan.Di Indonesia, perkembangan sepeda banyak dipengaruhi oleh kaum penjajah, terutama Belanda. Mereka memboyong sepeda produksi negerinya untuk dipakai berkeliling menikmati segarnya alam Indonesia. Kebiasaan itu menular pada kaum pribumi berdarah biru. Akhirnya, sepeda jadi alat transpor yang bergengsi. Pada masa berikutnya, saat peran sepeda makin terdesak oleh beragam teknologi yang disandang kendaraan bermesin (mobil dan motor), sebagian orang mulai tertarik untuk melestarikan sejarah lewat koleksi sepeda antik. Rata-rata, sepeda lawas mereka keluaran pabrikan Eropa. Angka tahunnya antara 1940 sampai 1950-an. Dan mereka sangat cermat dalam merawatnya.



”Sepeda yang dimiliki klub ini sangat berbeda dengan sepeda kuno yang banyak dijadikan ojek. Kalau ojek-ojek itu kebanyakan sepeda model kuno keluaran Cina atau Jepang. Dan mereka nggak merawatnya dengan khusus,” ungkap Agus Pranoto (28), anak muda yang juga hobi jalan-jalan dengan sepeda lawas. Di masyarakat kita, sepeda lawas itu dikenal dengan beberapa sebutan, seperti ontel, jengki, kumbang dan sundung. ”Tapi semuanya punya maksud yang sama, sepeda dengan model tinggi. Kalau jengki itu kan asalnya dari kata jingke (bahasa Betawi, artinya berjinjit), jadi waktu naiknya kita harus berjingke saking tingginya. Kalau ontel, ya artinya diontel atau dikayuh,” papar Agus. Di Jakarta, ada satu klub sepeda lawas yang tetap eksis hingga kini. Namanya, Perkumpulan Sepeda Tempo Doeloe Batavia, Silang Monas. ”Awal berdirinya pada tanggal 23 Maret 1991 di Jakarta.



Dan pada tanggal 1 Juni 2008 sebuah perkumpulan pit onthel yang tidak memiliki genre khusus atau spesifikasi macam itu juga ikut membentuk komunitas sendiri ialah 'Jamaah Pit'..yang para anggotanya tidak ditentukan berdasarkan jenis sepedanya tapi berdasar prinsip mau ngumpul bareng dengan onthel apapun itu,mau jengki, federal, onta,kebo, atau sepeda mini juga enthuk(boleh/mubah).so jangan minder jangan gengsi, yang penting hepi..

mungkin kalo dijawa kata 'pit' kependekan dari 'sing dikempit'..ga taulah..

(Berbagai sumber)



Minggu, 15 Juni 2008

Gallery JP

Borobudur yang menjadi salah satu Ikon wisata Kota Magelang adalah menjadi rute awal pit-pitan kami...tentu sudah banyak yang tahu tentang borobudur ini..tapi bagi anda yang belum tahu, kami persilakan anda untuk mencari tahu dengan mengunjungi langsung ke situs bersejarah tersebut..okre?...






ni gambarnya...





sekarang anda perhatikan gambar di bawah ini...di depan pintu masuk candi, apakah anda melihat kami?


kalo anda melihat, berarti anda bohong karena kami tidak disana saat gambar ini diambil..hehe...








kami masih di salaman belum sampai ke borobudur jadi gambar wisatawan yang disana jelas bukan kami (bisa sariman,kirno, gondil atau mas kirman...haha.) inilah para personel JP..
seperti lagu balonku ada lima, rupa-rupa warnanya..






salah satu rute 'sunnah' kami adalah windusari-bandongan...ajib men mergine..!



ni gambar nya..



meski bukan atlit sungguhan, kami juga punya atlit-atlitan ..ini dia atlitnya..live grandfather(mbah urip) the legend!



Gambar diambil di daerah candimulyo, atlit ini mengacungkan ibu jarinya karena sedang memesan mie ayam yang penjualnya juga memakai 'pit'..kira2 dia berkata begini.." lik mie ayame siji...!" tapi sang penjual mie ayam keburu ngebut



hehe..just kidding!



namanya juga manusia, atlit kita yang satu ini malah kebelet pipis ketika gambarnya sedang kami ambil..hehe ada-ada saja



dia bilang.."kakuse endhi kang?"



"wah yo embuh yoo..., biasane kan nang ngisor uwit.."



namanya juga pit-pitan, mau kemana saja boleh..bahkan kami mejeng di sentra kerajinan akar pohon di daerah blabak ini....gak niat promosi loo..

gambar ini diambil di daerah pucang deket sini lo..

nah sampe deh di warung bu suharti di daerah cetokan, lagi nunggu gorengan gak matang2..

penjualnya baru dateng..maklum..cuma dikasi teh tok! wisata kuliner murah salah satunya juga disini

atlit yang satu ini lagi mejeng nunggu kalo2 ada cewe mo lewat sambil eksyen..siapa yang ngambil gambar di candimulyo ini coba? gak tau kan? sama dunk..gallerynya ini dulu ya..ntar kalo ada lagi di upload lagi ok?

Wisata sehat "Jamaah Pit"


Pada tanggal 1 Juni 2008 tepatnya di daerah karet kota Magelang, Jamaah Pit ini terbentuk.

kata 'Jamaah ' ini mewakili istilah club yang sekarang banyak digunakan oleh suatu komunitas dalam segala bidang . Mungkin agar kaliatan beda atau aneh atau nganeh-nganehi maka kami nekat menamakan kegiatan pit-pitan/wisata sehat ini dengan nama 'Jamaah Pit'.

adapun kegiatan utama kami atau yang menjadi fardhu-nya adalah ya pit-pitan itu tadi namanya juga jamaah pit tho? dinamakan wisata sehat karena rute yang kami tempuh sengaja kami cari yang pemandangan alamnya masih bagus, enak dilihat..lalu sambil berwisata menikmati indahnya alam disekitar kota magelangan.Kita jadi makin sadar, bahwa banyak hal di sekitar kita yang wajib di sukuri,apapun itu-termasuk alam kota magelang yang segar ini...

dan jangan lupa, kami juga sangat mendukung pelestarian lingkungan. makanya kami juga ikut berkampanye hidup sehat, murah, meriah,maregi..hehe..tanpa polusi dan emisi ! bravo magelang!